Selasa, 12 Mei 2015

Penyebab Hipotermia dan Cara Mengatasinya

Assalamualikum sahabat petualang..
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu mengalami kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat diartikan sebagai suhu bagian dalam tubuh dibawah 350 C. Tubuh manusia sendiri mampu mengatur suhu pada zona termonetral yaitu antara 36,50 – 37,50 C. diluar suhu tersebut, respon tubuh manusia untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi suhu panas dan kehilangan panas dalam tubuh.

Penyebab utama hipotermia adalah pajanan udara dingin. Dan setiap orang itu memiliki daya tahan tubuh yang berbeda – beda Misalnya kita di daerah tinggi atau pegunungan seperti di puncak gunung yang suhunya dingin sekali, mendaki gunung dengan pakaian basah atau kehujanan, berada terlalu lama di tempat dingin, jatuh ke kolam berisi air yang dingin, mengenakan pakaian yang basah, atau suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah (khususnya bagi manula dan bayi).



Hipotermia dapat terjadi pada siapa saja, tapi ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
  • Usia – bayi dan manula. Kemampuan untuk mengendalikan temperatur tubuh yang belum berkembang dengan sempurna pada bayi dan yang menurun pada manula. Anak-anak juga terkadang mengabaikan udara dingin karena terlalu asyik bermain.
  • Minuman keras dan obat-obatan terlarang. Zat alkohol di dalam minuman melebarkan pembuluh darah dan membuat banyak darah berada di permukaan kulit. Kondisi ini mempercepat dan meningkatkan pelepasan panas tubuh. Sedangkan obat-obatan terlarang dapat membuat seseorang tidak menyadari situasi dan cuaca dingin di sekitarnya.
  • Penyakit yang memengaruhi memori, misalnya penyakit Alzheimer. Pengidap penyakit ini biasanya tidak sadar bahwa mereka sedang kedinginan atau tidak paham apa yang harus dilakukan.
  • Pengaruh penyakit tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat memengaruhi mekanisme pengendali suhu tubuh, misalnya anoreksia nervosastroke, dan hipotiroidisme.
  • Obat-obatan tertentu, misalnya antidepresan, sedatif, serta analgesik opiat. Obat-obatan ini dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengendalikan temperatur.
  • Orang yang menghabiskan waktu lama di tempat yang dingin, misalnya pendaki gunung.
Gejala-gejala Hipotermia

Gejala hipotermia sangat beragam dan terkadang sulit dikenali. Gejala yang muncul tergantung kepada seberapa rendah suhu tubuh pengidapnya.

Gejala hipotermia ringan adalah biasanya penderita saat berbicara sering melantur, kulit tubuh menjadi sedikit pucat dan berwarna abu- abu, detak jantungnya melemah, tekanan darahnya menurun, dan biasanya terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas.

Pada penderita hipotermia yang sudah parah biasanya penderita tidak sadarkan diri, badan menjadi kaku dan kulit pucat, dan Pernapasan sangat susah tidak kelihatan.

Pada bayi yang mengalami hipotermia bisa terlihat sehat, tapi kulitnya akan terasa dingin dan terlihat kemerahan. Bayi juga cenderung sangat diam, terlihat lemas, dan tidak mau makan.

Gejala-gejala hipotermia umumnya berkembang secara perlahan-lahan sehingga sering tidak disadari oleh pengidapnya. Orang yang mengalami hipotermia ringan akan menunjukkan gejala menggigil yang disertai rasa lelah, pusing, lapar, mual, kulit yang dingin atau pucat, dan napas yang cepat.

Jika suhu tubuh terus menurun hingga di bawah 32°C, tubuh pengidap hipotermia biasanya tidak mampu untuk menggigil lagi. Ini mengindikasikan tingkat keparahan hipotermia sudah memasuki tahap menengah hingga parah.

Pengidap serangan hipotermia tingkat menengah akan mengalami gejala-gejala yang meliputi:
  • Mengantuk atau lemas.
  • Bicara tidak jelas atau bergumam.
  • Linglung dan bingung.
  • Kehilangan akal sehat, misalnya membuka pakaian walaupun sedang kedinginan.
  • Kesulitan bergerak dan koordinasi tubuh yang menurun.
  • Napas yang pelan dan pendek.
Jika tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan menyebabkan gejala-gejala berikut ini:
  • Kesadaran yang terus menurun hingga pingsan.
  • Pupil mata yang melebar.
  • Napas yang pendek atau sama sekali tidak bernapas.
  • Denyut nadi yang lemah, tidak teratur, atau bahkan sama sekali tidak ada denyut nadi.
Jika anak atau ada anggota keluarga Anda yang mengalami gejala-gejala di atas, bawalah secepatnya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan darurat.

Langkah Pengobatan Hipotermia

Hipotermia dapat diatasi dengan mencegah proses pelepasan panas tubuh dan menghangatkan tubuh pengidap secara perlahan-lahan.

Sebelum pengidap hipotermia menerima penanganan dari petugas medis profesional, ada beberapa langkah pertolongan darurat yang dapat Anda lakukan untuk membantu. Di antaranya:
  • Memantau pernapasan pengidap. Segera berikan napas buatan jika pengidap berhenti bernapas.
  • Perlakukan pengidap dengan hati-hati. Gerakan yang kasar atau berlebihan dapat memicu serangan jantung. Menggosok tangan atau kaki pengidap juga sebaiknya dihindari.
  • Pindahkan pengidap ke dalam ruangan atau tempat yang hangat jika memungkinkan. Tetapi jangan langsung memandikan pengidap dengan air hangat.
  • Lepaskan pakaian pengidap jika basah dan ganti dengan yang kering.
  • Tutupi tubuh pengidap (terutama bagian perut dan kepala) dengan selimut atau pakaian agar hangat.
  • Jika Anda berada di luar ruangan atau di alam terbuka, lapisi tanah dengan selimut sebelum membaringkan pengidap.
  • Berbagi panas tubuh dengan pengidap, misalnya dengan memeluknya secara hati-hati. Kontak langsung dari kulit ke kulit akan lebih efektif.
  • Berikan minuman hangat jika pengidap masih sadar dan bisa menelan. Tetapi jangan memberi minuman yang mengandung alkohol atau kafein.
  • Gunakan handuk kering yang dihangatkan atau botol berisi air hangat untuk mengompres pengidap. Kompres ini sebaiknya diletakkan di leher, dada, atau selangkangan. Jangan meletakkannya di bagian kaki atau tangan karena dapat mendorong darah yang dingin untuk mengalir ke jantung, paru-paru, dan otak.
Setelah sampai di rumah sakit, pengidap hipotermia akan menerima beberapa langkah penanganan medis. Pemilihan jenis penanganan akan tergantung pada tingkat keparahan hipotermia yang diderita pengidap. Beberapa jenis perawatan intensif yang biasanya dilakukan meliputi:
  • Mengeluarkan dan menghangatkan darah pasien, lalu kembali mengalirkannya ke dalam tubuh pasien. Proses ini dilakukan dengan mesin pintas jantung dan paru (CPB) atau mesin hemodialisis.
  • Menghangatkan saluran pernapasan dengan memberikan oksigen yang sudah dilembapkan dan dihangatkan melalui masker dan selang.
  • Memberikan infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan.
  • Mengalirkan larutan yang hangat untuk melewati dan menghangatkan beberapa bagian tubuh, misalnya sekitar paru-paru atau rongga perut.
Hipotermia yang tidak diobati dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, misalnya radang beku atau frosbite serta gangren (jaringan yang membusuk akibat terhambatnya aliran darah), atau bahkan kematian.

Langkah Pencegahan Hipotermia

Hipotermia bisa dicegah. Ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menghindari hipotermia, yaitu:
  • Menjaga agar tubuh tetap kering. Air lebih cepat menyalurkan panas ke udara dibandingkan jika tubuh kita kering. Segera ganti jika pakaian Anda yang basah karena akan menyerap panas tubuh Anda.
  • Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan kegiatan, terutama bagi Anda yang gemar mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin. Gunakanlah pakaian dari bahan yang dapat menjaga kehangatan tubuh sekaligus menyerap keringat, misalnya wol. Hindari pakaian berbahan katun. Gunakan jaket yang tahan angin dan air.
  • Jangan lupa untuk menggunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, serta sepatu bot. Usahakan agar kaus kaki serta sepatu Anda tidak sesak agar aliran darah berjalan lancar.
  • Pilihlah pakaian dengan ukuran yang sesuai. Pakaian yang pas akan menciptakan ruang sirkulasi udara hangat di antara kulit dan pakaian. Sedangkan pakaian yang ketat tidak dapat menghangatkan Anda.
  • Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh, tapi jangan sampai berkeringat berlebihan. Jika terkena angin, baju yang basah karena keringat dapat menurunkan panas tubuh.
  • Sediakan minuman dan makanan hangat, tetapi hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein.
Bayi dan anak-anak lebih rentan terkena serangan hipotermia dibandingkan orang dewasa. Karena itu, Anda perlu melakukan langkah-langkah pencegahan agar mereka terhindar dari hipotermia. Di antaranya adalah:
  • Berikan pakaian atau jaket tambahan agar lapisan perlindungan mereka lebih tebal.
  • Jangan biarkan bayi Anda tidur di dalam ruangan yang suhunya terlalu dingin.
  • Jangan biarkan anak Anda bermain di luar saat hujan atau cuaca dingin.

Menghindari dan membentengi diri dari udara dingin akan membantu kita untuk mencegah serangan hipotermia yang berpotensi fatal. Seperti saat melakukan pendakian apabila baju basah kena keringan bisa diganti dengan baju kering / menggunakan jaket yang tebal yang bahanya tidak tembus oleh udara.